PENAKALTENG, Muara Teweh – Meski banjir membawa kesulitan bagi banyak warga, di tengah keterbatasan itu justru muncul kreativitas dan peluang usaha baru. Di kawasan Jalan Meranti, tepatnya di depan BRI Yetrosinseng Dermaga Muara Teweh, genangan air yang mencapai lutut hingga paha orang dewasa dimanfaatkan warga untuk membuka jasa getek gerobak—alat transportasi darurat untuk menyeberangkan sepeda motor dan penumpangnya.
Sejak subuh, 4 hingga 5 unit getek gerobak terlihat aktif mengangkut motor bolak-balik di titik genangan. Dengan tarif Rp10 ribu sekali seberang, warga seperti Kirno, dari RT 09 Dermaga, mampu meraup penghasilan tambahan yang signifikan dalam sehari.
“Puluhan motor sudah kami seberangkan hari ini. Kalau terus seperti ini, bisa dapat ratusan ribu rupiah sehari. Lumayan untuk menambah kebutuhan rumah,” ujar Kirno sambil menarik geteknya di sela aktivitas.
Getek gerobak ini biasanya dioperasikan oleh dua hingga tiga orang secara bergantian—satu menarik dari depan, lainnya mendorong dari belakang. Alat ini menjadi solusi darurat bagi pemilik kendaraan yang enggan menembus genangan dengan mesin hidup, menghindari risiko mogok atau kerusakan.
Ijuy, warga lainnya, mengaku jasa ini sangat membantu. Menurutnya, meskipun banjir menyulitkan, tapi kondisi ini sekaligus membuka ruang ekonomi baru yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
“Kami tidak berharap banjir, tapi selama air masih tinggi, ya kami manfaatkan. Banyak orang butuh jasa ini, jadi sekalian bantu dan dapat rezeki juga,” katanya.
Berdasarkan data dari Stasiun Tinggi Air (STA) UPT Dermaga, Sabtu (19/4) pukul 04.46 WIB, tinggi muka air tercatat mencapai 13,90 meter, naik sekitar 20 cm dari pantauan sore sebelumnya. Kenaikan ini membuat sejumlah titik di Muara Teweh sulit dilalui kendaraan roda dua.
Warga berharap kondisi air segera surut agar aktivitas kembali normal. Namun, selama banjir masih bertahan, jasa getek gerobak menjadi gambaran nyata daya lenting masyarakat menghadapi bencana—menjadikan tantangan sebagai peluang. (bvs)