Aceh, 18 Desember 2025 – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus bekerja cepat memulihkan konektivitas pascabencana banjir bandang di Provinsi Aceh. Berkolaborasi dengan TNI dan BUMN Karya, Kementerian PU fokus pada percepatan pembangunan dan pemasangan jembatan darurat (Bailey) di lima lokasi vital sepanjang koridor penghubung Pidie–Takengon hingga ruas nasional Banda Aceh–Medan.
Pemasangan
jembatan Bailey di lima titik itu menjadi kunci utama untuk membuka kembali
akses wilayah yang sempat terisolasi, khususnya di lintas tengah Aceh, akibat
kerusakan parah pada infrastruktur jembatan dan badan jalan.
Menteri
Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan bahwa pemulihan konektivitas ini
merupakan prioritas utama pemerintah mengingat dampaknya yang langsung
dirasakan oleh kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
“Atas arahan
Bapak Presiden, seluruh sumber daya Kementerian PU bergerak maksimal untuk
memastikan akses darat dapat segera pulih. Kami terus bekerja karena ini
menyangkut mobilitas warga, distribusi bantuan, dan aktivitas pemulihan di
lapangan,” ujar Menteri Dody.
Upaya
penanganan pada lima jembatan utama ini saling berkaitan satu sama lain dalam
membuka jalur distribusi logistik dan mobilitas masyarakat. Kelima jembatan
tersebut adalah Jembatan Jeurata, Krueng Pelang, Titi Merah, Krueng Tingkeum,
dan Krueng Beutong.
Sebagai langkah
awal pemulihan konektivitas, Kementerian PU memprioritaskan perbaikan pada Jembatan Jeurata di
Kabupaten Aceh Tengah yang menghubungkan Kabupaten Pidie dengan Kota Takengon.
Pada jembatan ini tidak dilakukan pemasangan Bailey, melainkan penanganan
berupa penimbunan oprit agar segera dapat difungsikan. Berfungsinya kembali
Jembatan Jeurata akan membuka akses ke lokasi jembatan lain di jalur lintas
tengah Aceh yang masih terputus.
Setelah Jembatan Jeurata pulih, Kementerian PU akan
mengirimkan material dan alat berat melewati jembatan ini untuk
menangani Jembatan Krueng Pelang (panjang
24 meter) dan Jembatan Titi Merah (panjang 48 meter). Pada kedua
jembatan ini Kementerian PU akan memasang jembatan Bailey. Saat ini, penanganan
kedua jembatan ini belum dapat dilakukan karena mobilisasi material dan alat
berat masih tertahan di Jembatan
Jeurata yang sedang dalam perbaikan.
Sementara itu,
progres perbaikan terlihat pada Jembatan Krueng Tingkeum (panjang 63 meter) di kawasan Kuta
Blang, Kabupaten Bireuen. Jembatan yang menjadi urat nadi utama Jalan Nasional
Banda Aceh–Medan ini sedang dalam tahap pemancangan pilar baja dan penggeseran
jembatan Bailey. Percepatan perbaikan di titik ini sangat penting demi menjaga
kelancaran arus barang dan logistik lintas provinsi.
Pemasangan
jembatan Bailey juga tengah dilakukan pada Jembatan Krueng Beutong (panjang 30 meter) yang menghubungkan
ruas jalan antara Batas Aceh Tengah/Nagan Raya–Lhok Seumot–Jeuram. Berfungsinya
jembatan ini nantinya akan membuka akses alat berat menuju ruas Genting
Gerbang–Celala–Takengon, sehingga penanganan infrastruktur dapat dilakukan
secara menyeluruh.
Seluruh
pekerjaan instalasi jembatan darurat ini dilaksanakan melalui sinergi antara
Kementerian PU, personel TNI dari satuan Yonzipur, serta kontraktor BUMN Karya,
seperti PT Adhi Karya. Jembatan Bailey yang dipasang memiliki spesifikasi
kapasitas hingga 40 ton, sehingga mampu menopang kendaraan logistik dan alat
berat.
Dengan
tersambungnya kembali lima jembatan utama di jalur Pidie–Takengon dan Banda
Aceh–Medan ini, Kementerian PU optimis aktivitas warga dapat segera normal
kembali dan distribusi bantuan ke wilayah terdampak bencana dapat berjalan
lancar.
Program kerja
ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak” dalam
menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak
Artikrl ini juga tayang di vritimes