PENAKALTENG, Palangka Raya — Perempuan tak lagi sekadar pendamping dalam ranah sosial dan birokrasi. Melalui pengukuhan pengurus baru Dharma Wanita Persatuan (DWP) kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah, Ketua DWP Provinsi Kalteng, Natalin Leonard S. Ampung, menegaskan pentingnya posisi perempuan sebagai katalis perubahan sosial yang nyata.
Bertempat di Aula Sekretariat DWP Kalteng dan diselenggarakan secara hybrid, pengukuhan ini bukan hanya seremonial pelantikan, tetapi menjadi momentum konsolidasi peran perempuan dalam pembangunan daerah melalui jalur sosial, budaya, dan pemberdayaan keluarga.
“Posisi kita di organisasi bukan sekadar formalitas. Ini adalah amanah yang menuntut aksi nyata, terutama dalam menguatkan ketahanan keluarga dan memperluas pemberdayaan perempuan,” tegas Natalin dalam arahannya.
Natalin mendorong para pengurus baru untuk keluar dari zona nyaman struktural. Ia meminta agar DWP tidak berhenti di kegiatan rutin seremonial, tetapi hadir sebagai organisasi progresif yang responsif terhadap tantangan zaman.
“Kita tidak cukup hanya hadir di struktur. Dharma Wanita Persatuan harus bergerak, mencipta, dan memberi manfaat langsung kepada masyarakat,” ujar Natalin dengan nada tegas, Rabu (6/8/2025).
Dengan menyasar kelompok perempuan lintas generasi, serta menjalin sinergi bersama lembaga lain, DWP diyakini mampu menjadi motor sosial yang menjangkau akar rumput dan menghadirkan perubahan berbasis nilai-nilai lokal.
Perempuan, Budaya, dan Perubahan
Salah satu sorotan Natalin adalah pentingnya menjaga kearifan lokal sebagai identitas daerah, di tengah arus modernisasi dan globalisasi. DWP diharapkan menjadi ruang interaksi lintas generasi untuk mengawinkan nilai-nilai tradisi dengan inovasi sosial.
“Kearifan lokal adalah kekuatan. Dharma Wanita harus jadi jembatan antara tradisi dan perubahan. Kita bisa modern tanpa kehilangan akar,” ungkapnya.
Pengukuhan ini menandai awal masa bakti 2024–2029 bagi para pengurus DWP daerah, sekaligus penguatan komitmen organisasi sebagai mitra strategis dalam pembangunan. Dengan kepemimpinan yang adaptif dan visioner, Natalin berharap DWP tampil bukan hanya sebagai pelengkap birokrasi, tetapi aktor utama dalam perubahan sosial di daerah.
“Perempuan bukan figuran dalam pembangunan. Kita ada di pusat perubahan. Dan DWP adalah salah satu panggungnya,” tutup Natalin.
Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris DWP Provinsi Kalteng Alexandra Hukom Johni Sonder, jajaran perangkat daerah, serta ketua dan pengurus DWP dari seluruh kabupaten/kota se-Kalteng secara daring. Kehadiran lintas generasi dan lintas daerah menjadi sinyal kuat bahwa konsolidasi perempuan tak lagi terbatas ruang dan waktu. (mmckalteng/ss)