Patih Herman AB Dorong Gerakan Literasi Dini untuk Cetak Generasi Cerdas

PENAKALTENG, Muara Teweh – Literasi bukan sekadar kemampuan membaca, tetapi fondasi membangun karakter dan peradaban. Hal ini ditegaskan oleh Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Barito Utara, Patih Herman AB, saat memberikan apresiasi terhadap kegiatan Lomba Membaca Nyaring bagi Guru TK/RA dan SD/MIN yang digelar oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Siptaka) Barito Utara, Selasa (4/11/2025) lalu.

Legislator dari Fraksi Demokrat ini menilai kegiatan tersebut merupakan langkah strategis dalam menumbuhkan budaya literasi sejak usia dini dan memperkuat peran guru sebagai inspirator di ruang kelas.

“Membaca nyaring bukan hanya keterampilan teknis, tetapi juga seni dalam menyampaikan pesan dan membangkitkan imajinasi anak. Dari suara guru, lahir kecintaan murid terhadap buku dan semangat untuk terus belajar,” ujar Patih Herman.

Ia menekankan, membangun budaya literasi harus dimulai dari ruang-ruang kecil di sekolah dan rumah. Menurutnya, kegiatan seperti lomba membaca nyaring menjadi wadah penting untuk menumbuhkan kembali semangat membaca, sekaligus mengasah kemampuan guru dalam menghadirkan pembelajaran yang kreatif dan komunikatif.

“Literasi adalah pondasi utama bangsa yang berkarakter. Karena itu, gerakan literasi tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus ada kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, perpustakaan, dan masyarakat,” tegasnya.

Patih Herman juga berharap kegiatan ini tidak berhenti pada ajang kompetisi semata, melainkan menjadi gerakan berkelanjutan yang melahirkan guru-guru inspiratif dan pelajar yang haus akan ilmu.

“Saya yakin, dari langkah-langkah sederhana seperti ini, akan lahir generasi Barito Utara yang gemar membaca, berpikir kritis, dan siap menghadapi tantangan zaman,” ucapnya.

Sebagai wakil rakyat, Patih Herman menegaskan dukungannya terhadap berbagai program literasi yang digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Barito Utara. Ia menilai, kegiatan tersebut menjadi bentuk nyata pemerintah daerah dalam memperkuat fondasi pendidikan karakter di daerah.

“Kegiatan seperti ini harus terus digalakkan. Literasi bukan hanya urusan pendidikan, tapi urusan masa depan daerah. Dari budaya membaca, lahir masyarakat yang cerdas dan berdaya,” pungkasnya. (bvs)

Comments (0)
Add Comment