PENAKALTENG, Tamiang Layang – Di tengah kekhawatiran masyarakat akan naiknya harga kebutuhan pokok menjelang akhir tahun, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) mengambil langkah strategis sekaligus simpatik: menggratiskan beras subsidi bagi warga Barito Timur dalam gelaran pasar murah yang berlangsung Selasa (5/8), bertepatan dengan peringatan Hari Jadi ke-23 Kabupaten Barito Timur.
Langkah ini mengejutkan banyak pihak. Awalnya, beras 10 kilogram tersebut direncanakan dijual seharga Rp16.000, setelah disubsidi langsung oleh Gubernur Kalteng. Namun secara spontan, Bupati Barito Timur M. Yamin dan Wakil Bupati Adi Muna memutuskan untuk menggratiskan seluruh stok beras bagi penerima manfaat.
“Kata Pak Bupati dan Wakil Bupati, digratiskan saja. Mumpung kita di tengah suka cita merayakan Hari Jadi ke-23 Kabupaten Barito Timur,” ujar Plt. Sekda Prov. Kalteng Leonard S. Ampung di tengah sorak sorai warga.
Langkah ini tidak hanya menandai perayaan hari jadi, tetapi juga mempertegas keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat kecil yang paling terdampak oleh fluktuasi harga pasar.
Intervensi Nyata di Tengah Gejolak Harga
Pasar murah dan pasar penyeimbang ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Kalteng dalam menahan laju inflasi, yang belakangan mulai merangkak naik seiring dengan tren harga pangan nasional.
Bertempat di halaman Kantor Dinas PUPR Perkim Bartim, ratusan warga memadati lokasi sejak siang hari untuk mendapatkan sembako murah seperti minyak goreng, gula pasir, dan telur. Harga yang ditawarkan pun jauh lebih rendah dari harga pasar, sebagai bentuk intervensi nyata pemerintah daerah.
“Pasar penyeimbang ini adalah strategi kita untuk menekan inflasi dan menjaga daya beli, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” tegas Leonard.
Selain stabilisasi harga, kegiatan ini juga menjadi simbol kuat sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten dalam merespons kebutuhan dasar warga secara cepat dan tepat sasaran.
Tak sekadar program insidental, kegiatan ini disebut sebagai bagian dari agenda rutin pengendalian harga dan penguatan daya tahan ekonomi keluarga. Di tengah ketidakpastian global dan risiko inflasi musiman, langkah seperti ini dianggap krusial untuk menjamin akses pangan bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Ini adalah bentuk keberpihakan negara kepada rakyatnya. Kita ingin pastikan tidak ada keluarga yang kesulitan membeli kebutuhan pokok,” tambah Leonard. (mmckalteng/ss)
Pasar murah berlangsung dengan tertib, meskipun diwarnai antrean panjang akibat antusiasme masyarakat. Kegiatan ini juga turut dihadiri sejumlah pejabat daerah dan unsur Forkopimda sebagai bentuk dukungan penuh terhadap program penguatan ekonomi rakyat. (mmckalteng/ss)