PENAKALTENG, Muara Teweh – Upaya pelestarian literasi Islam di Barito Utara mendapat dorongan kuat setelah seorang tokoh masyarakat menyerahkan naskah Al Quran tulisan tangan karya ulama lokal, Muhammad Tasin, kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dissiptaka) Barito Utara. Penyerahan ini menjadi contoh konkret kolaborasi warga dan pemerintah dalam menjaga warisan intelektual daerah.
Afu Anwar, seorang Penghulu di KUA Teweh Tengah, secara sukarela menyerahkan naskah berusia ratusan tahun itu kepada pemerintah daerah agar mendapatkan perlindungan lebih baik.
“Inisiatif warga seperti ini sangat berarti. Pelestarian naskah kuno tak mungkin bisa dilakukan pemerintah sendiri tanpa dukungan masyarakat,” ujar Kepala Dissiptaka Barito Utara, Fakhri Fauzi.
Menurut Fakhri, langkah Afu Anwar menunjukkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga sejarah lokal. Naskah Al Quran buatan almarhum Muhammad Tasin tersebut dinilai sebagai bukti perkembangan tradisi keilmuan Islam di Kalimantan Tengah pada masa lalu.
Dissiptaka berencana melakukan kajian tekstual, konservasi fisik, dan digitalisasi naskah agar dapat diakses generasi muda tanpa merusak dokumen asli. Selain itu, naskah tersebut akan diusulkan memperoleh Sertifikat Naskah Kuno dari instansi nasional sebagai bentuk perlindungan jangka panjang.
Naskah ini juga akan dipamerkan pada MTQH tingkat provinsi di Muara Teweh pada November 2025 dan kelak menjadi koleksi penting museum daerah yang sedang disiapkan pemerintah.
Selama ini, Barito Utara baru mulai menghimpun naskah-naskah tua, tertinggal dari beberapa wilayah lain seperti Kotawaringin Barat yang tercatat memiliki koleksi terbanyak di Kalimantan Tengah. Dengan penambahan Al Quran karya Muhammad Tasin, jumlah naskah kuno yang sedang diajukan sertifikasinya kini bertambah—termasuk naskah khutbah Hari Raya dan surat permohonan pendirian rumah dari era kolonial Belanda.
Kolaborasi seperti ini diharapkan terus tumbuh agar warisan sejarah lokal tidak hilang dimakan waktu.
“Kami berharap semakin banyak masyarakat yang ikut mengambil peran dalam menjaga identitas dan warisan literasi daerah,” kata Fakhri. (bvs)