PENAKALTENG, Palangka Raya — Tragedi yang menewaskan dua remaja di kawasan wisata air Petuk Ketimpun, Palangka Raya, memicu keprihatinan mendalam sekaligus kritik tajam terhadap minimnya standar keselamatan di lokasi wisata yang kini ramai dikunjungi akibat viral di media sosial.
Anggota Komisi II DPRD Kota Palangka Raya, Khemal Nasery, menyesalkan insiden tersebut dan menyebutnya sebagai “alarm keras” bagi seluruh pihak—baik pemerintah, pengelola wisata, hingga masyarakat.
“Objek wisata harus bisa dinikmati tanpa risiko. Pelampung penyelamat dan petugas pemantau harus disiapkan di setiap lokasi, terutama yang bersentuhan langsung dengan air,” tegas Khemal, Senin (4/8/2025).
Viral Tanpa Persiapan: Wisata Mendadak yang Berisiko
Petuk Ketimpun menjadi destinasi wisata dadakan setelah ramai diperbincangkan di platform TikTok dan media sosial lainnya. Namun, lonjakan pengunjung tak diiringi dengan kesiapan infrastruktur dasar dan sistem mitigasi risiko keselamatan.
Khemal menyoroti absennya pelampung, penjaga keselamatan, rambu peringatan, serta prosedur tanggap darurat sebagai bentuk kelalaian sistemik yang harus segera diperbaiki.
Keselamatan Publik Bukan Sekadar Formalitas
Politisi muda ini juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dan masyarakat dalam pengawasan langsung, terutama terhadap anak-anak dan remaja yang berwisata. Menurutnya, keselamatan tidak bisa hanya dibebankan kepada petugas lapangan, melainkan menjadi tanggung jawab bersama.
“Kita semua harus sama-sama menjaga. Jangan sampai rasa senang di lokasi wisata berubah jadi duka karena abai terhadap keselamatan,” ujarnya.
DPRD Palangka Raya, melalui Komisi II, akan mendorong dilakukannya evaluasi menyeluruh terhadap seluruh destinasi wisata, baik yang dikelola pemerintah maupun yang tumbuh secara spontan di masyarakat.
Langkah ini mencakup: Penetapan standar minimum keselamatan. Pengawasan berkala di lokasi wisata alam. Kolaborasi antarinstansi untuk respon cepat terhadap lokasi wisata yang mulai ramai dikunjungi publik
“Tragedi ini harus menjadi pelajaran penting. Jangan tunggu ada korban lagi untuk bertindak,” tutup Khemal. (ss)