PENAKALTENG, Palangka Raya— Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, H. Edy Pratowo, menegaskan perlunya sinergi dan kolaborasi lintas sektor sebagai kunci percepatan penurunan stunting di wilayahnya. Hal ini disampaikannya saat membuka Pertemuan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025 di Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur, Jumat (12/9).
Dalam sambutannya, Edy Pratowo mengingatkan bahwa stunting bukan sekadar persoalan gizi, melainkan tantangan serius yang menghambat pembangunan sumber daya manusia jangka panjang. Oleh karena itu, TPPS harus menjadi motor penggerak sinergi antar perangkat daerah untuk memastikan upaya penurunan stunting berjalan efektif dan terintegrasi.
“Stunting adalah ancaman nyata terhadap kualitas generasi masa depan. Tanpa kolaborasi kuat dan koordinasi optimal, target nasional penurunan stunting sebesar 18,8 persen dan target Kalteng 20,6 persen pada tahun ini sulit tercapai,” ujarnya tegas.
Wakil Gubernur juga menekankan pentingnya inovasi dan evaluasi berkelanjutan dalam setiap bidang TPPS, agar kendala yang muncul bisa segera diatasi dengan rekomendasi strategis yang tepat.
“Anak-anak yang bebas stunting adalah fondasi generasi emas 2045 yang sehat, unggul, dan berdaya saing tinggi,” tambahnya. “Kita harus bekerja keras dan berkomitmen bersama untuk mewujudkan Kalimantan Tengah yang berkah, maju, dan bermartabat.”
Sementara itu, Sekretaris TPPS Kalteng, Linae Victoria Aden, menyatakan pertemuan ini menjadi momentum vital untuk memperkuat koordinasi dan menyatukan strategi percepatan penurunan stunting. Fokus pertemuan adalah membahas pemantauan data, intervensi spesifik dan sensitif, serta optimalisasi program inovatif seperti Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) dan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).
Dengan memperkokoh sinergi lintas sektor, Pemprov Kalteng optimis percepatan penurunan stunting dapat berjalan lebih efektif dan terarah, demi terciptanya generasi emas Kalimantan Tengah yang sehat, cerdas, dan sejahtera. (ss)