Gerakan Terpadu Cegah Stunting di Palangka Raya

Inovasi dan Aksi Nyata Dorong Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas 2045

PENAKALTENG, Palangka Raya – Pemerintah Kota Palangka Raya terus menunjukkan keseriusan dalam upaya menekan angka stunting melalui berbagai program inovatif dan aksi nyata yang melibatkan lintas sektor. Komitmen ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPKBP3APM) Kota Palangka Raya, M. Fitriyanto Leksono, mengatakan bahwa seluruh langkah yang diambil saat ini merupakan bentuk nyata percepatan penurunan stunting.

“Berbagai kegiatan dan inovasi terus dijalankan melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Palangka Raya pada 2024 hingga 2025,” ujarnya, Senin (9/6/2025).

Salah satu inovasi unggulan adalah pembentukan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS), dengan melibatkan pejabat eselon, mitra swasta, rumah sakit, perguruan tinggi, hingga masyarakat umum sebagai orang tua asuh bagi anak-anak stunting.

Tak hanya itu, program seperti pendampingan keluarga berisiko stunting oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK), Gerakan Mengukur dan Menimbang Massal Balita (Gemas Balita) di Posyandu, serta pemberian makanan tambahan (PMT) oleh Puskesmas juga terus diperluas cakupannya.

Inisiatif lain yang tak kalah penting adalah pembentukan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di seluruh kelurahan, serta sinergi bantuan sosial oleh Dinas Sosial dan perangkat daerah lainnya yang menyasar langsung keluarga berisiko.

“Pada Mei 2025 lalu, Pemko telah mencanangkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING). Program ini menargetkan pengasuhan intensif bagi 142 baduta stunting yang tersebar di sejumlah kelurahan,” terang Fitriyanto.

Dalam program ini, orang tua asuh bertanggung jawab memberikan asupan gizi seimbang harian, terutama makanan tinggi protein seperti telur dan daging, hingga anak tersebut terbebas dari risiko stunting atau melewati usia dua tahun.

Menurut Fitriyanto, pendekatan berbasis keluarga dan komunitas menjadi kunci dari penurunan angka stunting. “Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi gerakan bersama seluruh elemen masyarakat. Komitmen ini sangat penting demi generasi yang sehat dan produktif,” tegasnya.

Ia berharap, pada tahun 2025 ini Palangka Raya kembali mencatatkan penurunan angka stunting yang signifikan, sebagai kontribusi terhadap bonus demografi nasional dan pencapaian visi Indonesia Emas 2045. (ss)