Pemprov Bekali ASN Hadapi Pensiun, Mental dan Peran Sosial Jadi Fokus

PENAKALTENG, Palangka Raya – Masa pensiun sering kali menjadi fase yang menantang bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)—bukan hanya soal keuangan, tapi juga mental dan jati diri. Menyadari pentingnya transisi ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggelar Pelatihan Persiapan Purna Tugas untuk ASN, yang secara resmi dibuka oleh Plt. Sekretaris Daerah Kalteng, Leonard S. Ampung, di Aula Sei Kapuas BPSDM Provinsi Kalteng, Senin (8/9/2025).
Dalam sambutan tertulis Gubernur yang dibacakannya, Leonard menyampaikan apresiasi kepada ASN yang segera memasuki masa purnabakti atas dedikasi mereka dalam membangun daerah. Namun lebih dari itu, ia menekankan bahwa pelatihan ini adalah bagian penting dari pembangunan manusia secara menyeluruh, bukan sekadar formalitas menjelang pensiun.
“Masa pensiun harus dimaknai bukan sebagai akhir, tetapi awal pengabdian dalam bentuk berbeda—sebagai orang tua yang bijak, warga aktif, dan teladan di masyarakat,” tegas Leonard.
Leonard juga menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kalteng bertanggung jawab terhadap kesejahteraan ASN tidak hanya selama aktif bekerja, tapi juga setelah pensiun.
“Itulah esensi pembangunan manusia seutuhnya,” ujarnya.
Pelatihan ini selaras dengan visi Kalteng 2025–2030, yakni “Manggatang Utus”, untuk mengangkat harkat masyarakat Dayak dan Kalimantan Tengah umumnya dengan semangat kearifan lokal menuju Kalteng Berkah dan Indonesia Emas 2045.
Sebanyak 60 ASN peserta pelatihan akan dibekali keterampilan praktis untuk menghadapi pensiun, mulai dari aspek psikologis, sosial, hingga ekonomi. Kepala BPSDM Provinsi Kalteng, Nunu Andriani, mengatakan pelatihan ini dirancang agar para ASN tetap bisa mandiri dan produktif selepas masa kerja.
“Kami ingin ASN tidak hanya siap secara finansial, tetapi juga mampu berkontribusi di masyarakat sebagai figur teladan,” ujarnya.
Tenaga pengajar berasal dari berbagai instansi dan latar belakang, termasuk BKD, Dinas Koperasi dan UKM, PT Taspen, RSUD dr. Doris Sylvanus, psikolog, dan praktisi kewirausahaan.
Pelatihan ini diharapkan dapat mengubah cara pandang ASN terhadap masa pensiun—dari fase pasif menjadi fase aktif kedua, di mana pengalaman dan nilai-nilai yang dimiliki bisa menjadi modal sosial untuk membangun komunitas. (ss)