APBD Perubahan 2025 Disahkan, DPRD Ingatkan Pemko ‘Jangan Hanya Bagus di Atas Kertas

PENAKALTENG, Palangka Raya — DPRD Kota Palangka Raya resmi mengesahkan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD-P) Tahun Anggaran 2025 dalam Rapat Paripurna Ke-15 Masa Persidangan III, Jumat (8/8). Namun, di balik apresiasi atas kinerja pemerintah kota, DPRD juga menekankan pentingnya realisasi nyata di lapangan, bukan sekadar pencapaian administratif.
Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Subandi, menyatakan seluruh tahapan pembahasan telah berjalan sesuai mekanisme dan tata tertib yang berlaku. Namun, ia menegaskan bahwa evaluasi sesungguhnya akan terlihat dari sejauh mana perubahan APBD ini berdampak pada pelayanan publik dan pembangunan daerah.
“Kami mengapresiasi kinerja Pemko, terutama dalam upaya peningkatan PAD. Tapi pengesahan ini baru awal, yang paling penting adalah pelaksanaan dan hasilnya,” ujar Subandi.
Evaluasi Gubernur Jadi Tahap Lanjut
Rancangan perubahan APBD yang telah disahkan akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah untuk dievaluasi. DPRD menjadwalkan akan menggelar rapat paripurna lanjutan setelah menerima hasil evaluasi dari gubernur.
Menurut Subandi, sinergi antara legislatif dan eksekutif harus terus dijaga agar penggunaan anggaran benar-benar tepat sasaran dan berpihak pada kebutuhan masyarakat.
DPRD juga menekankan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang telah ditargetkan bersama harus menjadi tolok ukur keberhasilan dalam pengelolaan keuangan daerah. Subandi menambahkan bahwa peningkatan PAD harus disertai dengan efisiensi belanja dan output yang jelas.
“Kita tidak ingin perubahan anggaran ini hanya bagus di atas kertas. Realisasinya harus bisa dirasakan oleh masyarakat, terutama dalam layanan dasar dan infrastruktur,” ujarnya.
Sebagai wakil rakyat, DPRD berkomitmen untuk mengawal pelaksanaan APBD-P 2025 secara ketat, termasuk melalui pengawasan terhadap OPD-OPD yang memiliki serapan anggaran rendah pada semester sebelumnya.
“Kami tidak ingin anggaran yang sudah disahkan justru tidak terserap optimal. Kita akan awasi ketat,” tutup Subandi. (ss)