Di Balik Angka dan Kebijakan, Ada Pilar Sosial yang Tak Pernah Lelah Menolong Sesama

PENAKALTENG, Palagka Raya – Mereka bukan selebritas, bukan juga pejabat. Namun 1.300 lebih pilar sosial di Kalimantan Tengah setiap hari berjibaku dengan persoalan masyarakat yang tak selalu terlihat: kemiskinan, stunting, hingga bencana kebakaran hutan dan banjir.
Peran luar biasa mereka mendapat sorotan dalam Dialog Menteri Sosial RI bersama Pilar Sosial Kalimantan Tengah yang digelar di Aula Jayang Tingang, Selasa (15/4). Hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Gubernur Kalteng Agustiar Sabran, dan Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin.
“Para pilar sosial ini adalah wajah kemanusiaan negara di garis paling depan,” ujar Agustiar Sabran.
Ia menegaskan bahwa Kalimantan Tengah, sebagai provinsi terluas di Indonesia, sangat bergantung pada kehadiran para pendamping PKH, Tagana, TSAK, pekerja sosial masyarakat, dan pelopor perdamaian yang tersebar hingga pelosok desa.
Salah satunya adalah Dedi (34), anggota Tagana dari Barito Utara yang sudah 9 tahun menjadi relawan kemanusiaan.
“Saat ada banjir atau kebakaran hutan, kami yang turun duluan. Kadang tanpa alat lengkap, tapi kami punya niat kuat untuk bantu,” ujarnya dengan mata yang teduh namun penuh tekad.
Data dari Pemprov menunjukkan bahwa Kalimantan Tengah memiliki 545 Tagana aktif, 232 pendamping PKH, 136 anggota TSAK, serta ratusan pekerja sosial lainnya. Meski mayoritas mereka bukan ASN, semangat pengabdiannya tidak kalah.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menggarisbawahi pentingnya akurasi data dalam penanganan masalah sosial. Ia mendorong seluruh daerah mengacu pada Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dan memperbarui data secara berkala.
“Data adalah pondasi kebijakan. Jika keliru, program bisa meleset sasarannya,” tegasnya.
Namun bagi para pilar sosial, tugas mereka tak semata soal data. Ini soal rasa—merasa peduli, merasa terpanggil, dan merasa satu dengan derita masyarakat.
Wali Kota Fairid Naparin pun menyatakan komitmen mendukung mereka.
“Pilar sosial adalah jantung dari program sosial kami. Mereka adalah mitra sejati pemerintah dalam membangun kota dan kemanusiaan,” ujarnya.
Mereka mungkin tak dikenal luas, tapi setiap langkah kecil mereka di lapangan menciptakan dampak nyata. Karena di balik setiap data kemiskinan dan angka stunting, ada wajah manusia yang menanti uluran tangan—dan pilar sosial lah yang pertama datang. (mc palangka raya/ss)