Di Tengah Genangan, Warga Jambu Dapat Layanan Kesehatan Langsung ke Rumah

PENAKALTENG, Muara Teweh – Di antara ratusan rumah yang tergenang banjir di Kelurahan Jambu, Kecamatan Teweh Baru, ada satu hal yang membawa sedikit kelegaan bagi warga: layanan kesehatan yang datang langsung ke rumah.
Dalam kondisi darurat, ketika air masih merendam halaman rumah dan akses ke luar begitu sulit, tim medis dari Puskesmas setempat bersama relawan, TNI dan Polri, menyusuri pemukiman warga untuk memastikan tak ada yang terlewat dari pelayanan dasar kesehatan.
“Kalau ada warga yang sakit dan tak bisa datang ke posko, tim kami yang akan datang ke sana,” ujar Camat Teweh Baru, H. Joni, S.Pi., M.IP, saat ditemui di Posko Banjir Masjid Babusalam, Selasa (22/4/2025).
Menurut Joni, posko yang didirikan sejak awal banjir itu bukan hanya pusat logistik dan koordinasi, tetapi juga menjadi tempat warga mendapat pemeriksaan kesehatan dan obat-obatan secara gratis. Hingga kini, lebih dari 3.000 jiwa terdampak banjir di Kelurahan Jambu, dan sebagian besar memilih bertahan di rumah masing-masing meski akses mulai sulit.
Dita (39), warga RT 04 yang mengidap asma, menjadi salah satu yang mendapat kunjungan tim medis. “Saya sudah dua hari sesak karena dingin dan tidak bisa keluar rumah. Waktu petugas datang bawa inhaler dan obat, saya benar-benar lega,” katanya dengan mata berkaca.
Cerita serupa juga datang dari Pak Darto (65), lansia dengan riwayat tekanan darah tinggi. “Kalau banjir begini, biasanya saya pasrah saja. Tapi kemarin petugas datang, periksa tekanan darah, bawa obat. Baru kali ini rasanya saya benar-benar merasa diperhatikan,” ujarnya pelan.
Pelayanan kesehatan keliling ini dilakukan secara berkala, terutama di titik-titik terdalam yang sulit diakses kendaraan roda dua. Obat-obatan dasar seperti obat demam, batuk, diare, serta vitamin menjadi yang paling banyak dibutuhkan.
Meski tim bekerja di bawah tekanan, semangat para petugas tetap menyala. Salah satu relawan medis, Rani (28), mengaku terpanggil untuk ikut membantu karena banyak warga yang enggan ke posko karena menjaga rumah atau tidak punya transportasi.
“Kadang kami harus nyebur air setinggi pinggang, tapi ketika lihat warga senyum lega karena bisa diperiksa, itu terbayar semua,” ujarnya.
Pemerintah daerah menyatakan akan terus memperkuat layanan ini selama status tanggap darurat masih berlaku, sembari terus memantau kondisi air yang mulai surut perlahan. (bvs)