Gubernur Agustiar Geram: Perusahaan Besar Raup Untung, Tapi Ogah Tanggung Jawab ke Daerah

PENAKALTENG, Sampit – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H. Agustiar Sabran melontarkan kritik keras terhadap minimnya komitmen perusahaan besar dalam mendukung pembangunan daerah. Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Optimalisasi Pendapatan Daerah yang digelar di Gedung Serba Guna Sampit, Jumat (19/9) malam, yang justru diwarnai absennya sebagian besar direktur perusahaan.

Dari total 65 perusahaan di wilayah Kotawaringin Timur dan Seruyan yang diundang, hanya 6 direktur yang hadir secara langsung. Sisanya diwakilkan atau bahkan tidak hadir sama sekali. Padahal, undangan tersebut ditujukan khusus untuk para pimpinan tertinggi perusahaan.

“Kalau saya bisa hadir di sini sebagai Gubernur setelah seharian penuh kegiatan dan dalam kondisi hujan deras, kenapa para direktur perusahaan tidak bisa? Jangan anggap sepele pemerintah daerah,” tegas Agustiar.

Menurutnya, ketidakhadiran para direktur mencerminkan sikap abai terhadap tanggung jawab sosial dan kontribusi perusahaan terhadap daerah tempat mereka beroperasi dan meraup keuntungan besar.

Agustiar juga menyentil berbagai persoalan klasik yang tak kunjung dibenahi, mulai dari kewajiban CSR yang sering tidak konsisten, pelanggaran kewajiban plasma, penggunaan plat kendaraan luar daerah, hingga kerusakan infrastruktur akibat kendaraan berat perusahaan yang dibebankan ke anggaran publik.

“Kalau perlu saya tutup jalan provinsi, supaya kalian tahu rasanya. Jalan rusak karena angkutan kalian, tapi kontribusi ke daerah minim. Ini bukan hubungan yang sehat,” sindirnya.

Ia menegaskan bahwa Pemprov Kalteng tidak akan lagi bersikap lunak terhadap perusahaan yang mengabaikan regulasi dan tanggung jawab terhadap masyarakat.

“Saya beri waktu satu minggu. Kalau masih ada yang bandel, terutama soal pajak, kami akan kejar. Ini era keterbukaan, kontribusi perusahaan harus nyata,” ujarnya.

Gubernur juga menyerukan agar perusahaan tidak hanya mengejar profit, tapi ikut berperan aktif dalam pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat Kalteng.

“Kita tidak bicara masa lalu, tapi masa depan. Bangun daerah ini bersama-sama. Kalau perusahaan taat aturan, masyarakat sejahtera, dan kalian pun bisa beroperasi dengan tenang,” pungkasnya. (mmckalteng/ss)