Hidupkan Nilai Huma Betang Bangkitkan Semangat Kebangsaan, melalui Dialog Pemuda Kalteng

PENAKALTENG, Palangka Raya – Dalam upaya memperkuat karakter dan semangat kebangsaan generasi muda, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menggelar Dialog Huma Betang yang menitikberatkan pada nilai-nilai budaya lokal sebagai fondasi pembangunan bangsa.

Bertempat di Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Rabu (18/6/2025), kegiatan ini mengangkat tema “Muda, Berkarya, dan Berinovasi, Menuju Kalimantan Tengah Berkah, Kalimantan Tengah Maju untuk Menyambut Indonesia Emas 2045.”

Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Leonard S. Ampung, secara resmi membuka acara sekaligus menyampaikan pentingnya menggali kembali kearifan lokal, khususnya filosofi Huma Betang, sebagai identitas dan pedoman hidup generasi muda di tengah tantangan globalisasi.

“Huma Betang bukan sekadar rumah panjang, tapi simbol hidup bersama dalam keberagaman. Nilai ini harus tertanam dalam hati anak muda agar mereka tidak mudah terpengaruh paham yang memecah belah,” ujar Leonard.

Nilai-nilai Huma Betang seperti toleransi, gotong royong, dan penghargaan terhadap perbedaan dianggap relevan untuk menangkal berbagai ancaman kontemporer yang mengintai remaja, seperti radikalisme, penyalahgunaan narkoba, judi online, serta pengaruh negatif internet.

Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari berbagai instansi untuk memperkaya pemahaman peserta, yang terdiri dari pelajar SMA dan SMK se-Kota Palangka Raya. Di antaranya adalah: Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra dari Ditreskrimum Polda Kalteng, yang menjelaskan bahaya judi online dan pinjaman ilegal. Ganjar Satrio dari Densus 88, yang memaparkan ancaman radikalisme. Abd. Kadir dari BNN Kalteng, yang memberikan edukasi tentang pencegahan narkotika.

Namun, di luar bahaya-bahaya tersebut, nilai luhur budaya tetap menjadi fondasi utama. Kepala Badan Kesbangpol, M. Katma F. Dirun, menegaskan bahwa Dialog Huma Betang bukan hanya forum sosialisasi, tapi ruang aktualisasi identitas budaya Dayak dan semangat kebangsaan yang menyatu.

“Kami ingin generasi muda mengenal siapa dirinya, mencintai budaya leluhur, dan menjadikannya tameng dari pengaruh luar yang merusak. Nilai Belom Bahadat harus hidup kembali, bukan hanya di buku pelajaran, tapi di keseharian,” ujar Katma.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Perda Nomor 3 Tahun 2023 tentang Fasilitasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan Narkotika, serta tindak lanjut Surat Edaran Gubernur terkait pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan. Seluruh pelaksanaan didukung penuh melalui APBD 2025.

Dialog ini diharapkan menjadi awal dari penguatan karakter yang berlandaskan budaya lokal untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Generasi muda Kalimantan Tengah tak hanya dituntut cerdas, tapi juga berakar kuat pada nilai-nilai luhur bangsanya. (mmc kalteng/ss)