Kesenjangan Wilayah Hambat Pengentasan Kemiskinan di Palangka Raya

PENAKALTENG, Palangka Raya – Meski angka kemiskinan di Kota Palangka Raya tergolong rendah dibanding wilayah lain di Kalimantan Tengah, kesenjangan antara daerah perkotaan dan pinggiran masih menjadi tantangan besar dalam upaya pemerataan kesejahteraan.

Ketua Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Sigit Widodo, menyoroti bahwa daerah-daerah pinggiran dan pedesaan masih rentan tertinggal jika program pengentasan kemiskinan tidak dijalankan secara merata.

“Ini menjadi pemicu bagi kita untuk terus bekerja keras guna memastikan tidak ada lagi warga yang tertinggal, bahkan hingga ke daerah pinggiran maupun pedesaan,” ujarnya, Minggu (13/7).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Palangka Raya tercatat sebesar 3,52 persen, menempatkan kota ini sebagai wilayah dengan angka kemiskinan terendah kedua di Provinsi Kalimantan Tengah. Namun, menurut Sigit, capaian ini tidak boleh membuat pemerintah lengah.

“Kesuksesan menurunkan angka kemiskinan harus dibarengi dengan upaya mengecilkan kesenjangan antarwilayah. Jangan sampai hanya wilayah pusat kota yang merasakan pembangunan,” tegasnya.

DPRD Palangka Raya, kata Sigit, berkomitmen untuk terus mendukung dan mengawasi program-program pengentasan kemiskinan yang dijalankan pemerintah kota, termasuk mendorong kolaborasi lintas sektor agar program tersebut menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

“Harapannya, dengan adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kesejahteraan bisa dirasakan secara merata. Tidak ada lagi warga yang tertinggal,” pungkas legislator dari Fraksi PDIP ini.

Kesenjangan wilayah yang masih terjadi menjadi pengingat bahwa pengentasan kemiskinan bukan hanya soal statistik, tetapi juga soal keadilan dalam distribusi hasil pembangunan. (ss)