Palangka Raya Dorong Birokrasi Humanis Berbasis Nilai Lokal

Huma Betang Jadi Landasan Pelayanan Publik

PENAKALTENG, Palangka Raya – Di tengah upaya reformasi birokrasi, Pemerintah Kota Palangka Raya menegaskan bahwa efektivitas pemerintahan tak hanya diukur dari efisiensi anggaran dan kerapian administrasi, tetapi juga dari kemampuan birokrasi dalam menghadirkan pelayanan yang humanis dan berakar kuat pada nilai-nilai budaya lokal.

Penegasan ini disampaikan Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Palangka Raya, Gloriana Aden, saat membuka Sosialisasi Peraturan Wali Kota Nomor 25 Tahun 2025 di Ruang Peteng Karuhei II, Kantor Wali Kota, Rabu (18/6/2025).

“Pemerintahan yang ideal adalah pemerintahan yang mampu mendengarkan, memahami, dan menghormati masyarakatnya. Kita tidak hanya butuh birokrat yang cekatan, tapi juga empatik dan berkarakter,” ujar Gloriana.

Dalam konteks ini, nilai-nilai lokal seperti filosofi Huma Betang dan semangat Isen Mulang dijadikan pilar moral dan etika kerja aparatur sipil negara (ASN). Huma Betang, sebagai simbol kebersamaan dan toleransi dalam keberagaman, dinilai relevan untuk menciptakan pelayanan publik yang inklusif dan harmonis.

“ASN adalah wajah pemerintah di mata rakyat. Integrasi nilai-nilai budaya lokal dalam perilaku kerja mereka adalah langkah strategis membangun kepercayaan publik yang lebih otentik dan berkelanjutan,” tegasnya.

Gloriana menambahkan, semangat Isen Mulang—maju terus pantang mundur—harus menjadi karakter ASN Palangka Raya dalam menghadapi tantangan birokrasi modern. Kombinasi antara profesionalisme dan kearifan lokal ini diyakini mampu menciptakan pemerintahan yang tidak hanya kuat secara sistem, tetapi juga dekat di hati rakyat.

Melalui sosialisasi regulasi ini, Pemerintah Kota Palangka Raya berharap dapat menanamkan perspektif baru tentang reformasi birokrasi yang tidak semata-mata prosedural, tetapi juga menyentuh aspek budaya, emosional, dan spiritual dalam pelayanan publik.

“Dengan karakter dan nilai yang kuat, kita tidak hanya membangun sistem, tetapi juga membangun kepercayaan dan peradaban,” pungkas Gloriana. (mc palangka raya/ss)