Parmana: Barito Utara Juara Umum MTQ Kalteng, Tantangan Terberat Justru Ada di Depan
PENAKALTENG, Muara Teweh – Kesuksesan Kabupaten Barito Utara meraih gelar Juara Umum Terbaik I pada MTQH ke-XXXIII Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah menjadi kebanggaan tersendiri, terlebih dengan torehan 358 poin yang menempatkan daerah ini di atas Kotawaringin Timur dan Murung Raya. Namun di balik prestasi tersebut, Anggota DPRD Barito Utara, H. Parmana Setiawan, mengingatkan bahwa tantangan terbesar justru hadir setelah kemenangan diraih.
Saat ditemui Senin (24/11/2025) di Muara Teweh, Parmana menegaskan bahwa euforia kemenangan tidak boleh membuat pembinaan qori dan qoriah terlambat atau berjalan apa adanya.
“Kita jangan cepat puas. Justru di saat seperti ini kewaspadaan harus ditingkatkan, karena mempertahankan prestasi jauh lebih sulit daripada meraihnya,” katanya.
Menurut Parmana, raihan juara umum hanyalah puncak dari proses panjang, bukan akhir dari perjalanan pembinaan keagamaan di Barito Utara. Ia menilai, pembinaan harus ditingkatkan secara menyeluruh, termasuk penguatan pelatihan teknis, pola seleksi yang lebih ketat, dan evaluasi rutin sepanjang tahun.
“Prestasi tidak muncul tiba-tiba. Ia dibentuk dari proses panjang, disiplin, dan pembenahan tanpa henti,” tegasnya.
Politisi Komisi III DPRD tersebut juga menekankan bahwa MTQ bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan gambaran kualitas pembinaan Al-Qur’an di daerah. Karena itu, ia meminta seluruh unsur—Kemenag, LPTQ, pelatih, hingga pengurus kecamatan—untuk tetap bergerak satu visi dalam memperkuat pelatihan.
“Sinergi antar-lembaga inilah yang akan menentukan apakah kita bisa mempertahankan prestasi tahun depan,” jelasnya.
Parmana turut mendorong Pemerintah Kabupaten Barito Utara untuk tidak berhenti meningkatkan dukungan anggaran dan fasilitas pembinaan. Ia menilai, prestasi sebesar ini harus dibarengi dengan fondasi pembinaan yang semakin kokoh. “Jika ingin hasil yang sama atau lebih baik tahun depan, maka pembinaan harus berjalan dari awal hingga akhir tahun. Tidak boleh musiman,” ujarnya.
Ia menutup pernyataannya dengan mengingatkan bahwa kemenangan tahun ini harus menjadi pemacu semangat, bukan titik nyaman.
“Kemenangan adalah pengingat bahwa kita mampu, sekaligus cambuk untuk bekerja lebih keras. Jangan terlena—ini momentum untuk terus berkembang,” pungkasnya. (bvs)