Stabilitas Jadi Taruhan: Pemkab Barut dan Aparat Negara Satukan Barisan Jelang PSU

PENAKALTENG, Muara Teweh – Pemerintah Kabupaten Barito Utara (Barut) menggelar rapat koordinasi besar-besaran sebagai langkah serius mengamankan pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2025. Di tengah sorotan publik terhadap integritas demokrasi lokal, forum yang digelar Selasa (8/7/2025) di Aula Rumah Jabatan Bupati itu menjadi simbol komitmen penuh untuk menjaga stabilitas politik dan sosial.

Rakor tersebut tak hanya dihadiri jajaran Pemkab Barut, tapi juga menghadirkan tokoh-tokoh kunci dari tingkat provinsi dan pusat. Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran, Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Jamalluael, Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan, hingga Danrem 102/Panju Panjung Brigjen TNI Wimoko hadir langsung, memperlihatkan bahwa PSU Barut bukan agenda biasa—ini soal kepercayaan publik yang harus dipulihkan.

“Kehadiran para pimpinan ini bukan hanya simbol dukungan, tapi bukti bahwa Barito Utara menjadi perhatian khusus dalam proses demokrasi kita,” ujar Pj Bupati Barut, Indra Gunawan.

Indra menegaskan bahwa komitmen menjaga kondusivitas bukan hanya retorika. Pemerintah daerah bersama Forkopimda dan masyarakat lintas elemen, dari tokoh adat hingga penyelenggara pemilu, telah menyatakan sikap satu suara: mengawal PSU agar berjalan jujur, adil, dan damai.

Barito Utara, dengan wilayah seluas 8.300 km² dan penduduk sekitar 158 ribu jiwa dari beragam latar belakang suku dan agama, selama ini dikenal cukup stabil. Namun, potensi gesekan tetap menjadi perhatian utama. Itulah sebabnya, sinergi antara TNI, Polri, dan pemerintah daerah dianggap mutlak untuk menjaga suhu politik tetap sejuk.

“Kami butuh dukungan dan doa dari seluruh elemen agar PSU ini tak hanya sukses secara teknis, tetapi juga secara moral dan sosial. Ini ujian demokrasi kita,” tambah Indra.

Rakor ini juga menggarisbawahi bahwa PSU bukan hanya urusan kotak suara, tapi juga tentang menjaga keutuhan sosial dan legitimasi pemerintahan di tingkat lokal. Dalam suasana yang rawan gejolak, ketegasan dan kolaborasi lintas sektor menjadi senjata utama. (bvs)